Mencari Keberkahan Di Bulan Suci Ramadhan Dan Malam Lailatul Qadar

Ilustrasi

BeritaBorneo.id – Mencari keberkahan di bulan suci ramadhan? Siapa yang tidak ingin mendapatkan pahala luar biasa besarnya yang dimana, amalan – amalan kebaikan dilipat gandakan. Selama ini banyak umat muslim berlomba – lomba dalam melaksanakan ibadah dan amalan di bulan suci ramadhan secara individu maupun bersama anggota keluarga dan juga bersama sahabat terdekat. Alhamdulillah bersyukur kita masih dipertemukan dan dipermudahkan dengan ramadhan tahun ini walaupun covid masih melanda, bersyukur juga kita dapat melewati sahur, berbuka dengan penuh suka cita tanpa khawatir akan ancaman atau kekurangan makanan.

Setidaknya itu yang dipahami oleh sebagian muslim. Mungkin ada yang beranggapan, ramadhan artinya..kurang makan dan kurang istirahat, tambah shalat..dan tambah ibadah. Kalau seperti itu yang dipahami dari maksud ramadhan tersebut, maka yang muncul adalah rasa berat dan beban di hati dan niat kita. Justru Allah sampaikan, bulan ramadhan ini ialah bulan yang Allah pilih untuk diturunkannya Al- Qur’an di dalamnya. Sekaligus mukjizat bagi nabi kita Muhammad SAW. Untuk umat terbaik sepanjang masa hingga akhir zaman.

Mengenai bulan puasa atau biasanya disebut bulan ramadhan, benar-benar merupakan bulan yang sangat mulia, bulan istimewa, menjanjikan pahala tiada terkira besarnya bagi orang yang memanfaatkannya dengan ibadah puasa. Apalagi banyak sekali keutamaan – keutamaan yang Allah berikan di sepanjang bulan Ramadhan ini, terlebih di 10 malam terakhir. Karena itulah, bulan Ramadhan ini merupakan salah satu kesempatan emas, syarat dengan kebaikan. Dan juga secara sederhana kita bisa mengetahui juga tentang malam Lailatulqadar. Nah,  Lailatulqadar adalah malam yang istimewa, penuh berkah dan diberkahi oleh Allah SWT. Bayangkan 10 hari terakhir ramadhan dinilai lebih baik berbanding masa 83 tahun 3 bulan.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dan sahabat lainnya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang melaksanakan qiyamullail pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah semata, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau”.

Karena itulah, bulan Ramadhan ini merupakan peluang yang sangat besar dalam kebaikan, satu masa yang menjadi ajang berlomba bagi para pelaku kebaikan dan orang-orang mulia. Lantas, apa saja keutamaan 10 hari terakhir dan amalan yang dapat dilakukan di bulan Ramadhan? Keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan Sebelum masuk pada keutamaan 10 hari terakhir Ramadhan, keutamaan Ramadhan sesungguhnya setiap bagian darinya memiliki nilai keuatamaan masing-masing. Keutamaan tersebut telah dikatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi berikut:

“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.” Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan amatlah disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Juga Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasannya “dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Arti dari perkataan ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasannya beliau “mengencangkan ikat pinggangnya” yaitu beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah dan menjauhi istri-istrinya. Beliau tidak berhubungan badan dengan mereka di malam-malam sepuluh terakhir dan sibuk bermunajat kepada Allah SWT. Beberapa amalan yang dapat dilakukan ketika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah:

  1. Tadarus Al Quran

Umat Muslim sangat dianjurkan untuk membaca atau tadarus Al Quran. Terlebih, 10 malam terakhir merupakan waktu turunnya Al Quran.

Hadis tentang keutamaan membaca Al Quran yang terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud sebagai berikut:

“Abdullah ibn Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun, alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).

  1. Iktikaf 

Dalam menyambut datangnya 10 hari terakhir bulan Ramadhan, umat muslim di sunahkan untuk melakukan iktikaf. Adapun Iktikaf sendiri adalah berdiam diri di masjid dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, Iktikaf merupakan bukanlah sesuatu yang diwajibkan, melainkan sunah atau boleh tidak dilakukan.

  1. Memperbanyak Doa

Amalan berikutnya yang dapat dan mudah untuk dilakukan yakni dengan memperbanyak doa kepada Allah SWT. Rasulullah SAW juga memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.

  1. Perbanyak Shalat Malam 

Rasulullah menyebut shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu (maktubah), seperti dalam sabdanya:

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

  1. Zikir

Zikir adalah amalan ibadah yang paling mudah dilakukan, kapan pun dan di mana pun. Begitu pentingnya zikir, dalam sebuah hadis bahkan disebutkan bahwa orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya seperti hidup bersama orang yang mati.

“Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. al-Bukhari).

Ada tips juga nih buat kita semua agar bisa memaksimalkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadhan yakni dibeberapa hari terakhir menjelang sepertiga akhir Ramadhan, ada baiknya segera menyelesaikan berbagai tanggungan, baik tugas-tugas deadline kuliah bagi mahasiswa maupun tugas-tugas dakwah. Tinggalkan thulul amal atau panjang angan-angan menunda pekerjaan. Berhubung lagi Pandemi, menghidupkan malam Lailatul Qadar bisa dilakukan dengan cara iktikaf bersama keluarga atau rekan dakwah.

Iktikaf bahkan telah menjadi tradisi. Laki-laki, perempuan, tua, muda semua meramaikan masjid. Pintu-pintu masjid yang selama ini ditutup pada malam hari, kini dibuka lebar, berbagai kegiatan digelar. Bahkan sejumlah masjid menyiapkan menu sahur bersama bagi yang beriktikaf di malam hari. Pandemi bukanlah penghalang selama protokol kesehatan tetap diperhatikan. Alangkah sayang sekali bila teman – teman tidak kita ajak berburu Lailatulqadar.

Kita semua bisa menyiapkan semua perlengkapan, mulai pakaian ganti, jaket, makanan dan minuman ringan, buku-buku islami, mushaf Al-Qur’an, sajadah, mukena, dan sarung. Pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadan “rihlah” bersama keluarga di masjid atau bersama rekan dakwah juga teman organisasi. Bisa juga untuk melepas penat karena banyak di rumah selama pandemi. Yang paling inti adalah membiasakan mereka menikmati “tradisi” iktikaf.

Mari kita berusaha semampunya beribadah sepanjang malam beriktikaf. Ajak teman atau sahabat kita untuk melakukan qiyamul lail berjemaah, tadarus Al-Qur’an, mengulang dan menambah hafalan ayat, hadist, atau doa harian, berdoa dan sholawat untuk kebaikan Islam dan kaum muslimin. Menengadahkan tangan seraya meminta kemenangan umat Islam, tegaknya syariat dan Khilafah. Memohon dilepaskannya seluruh umat dari kezaliman dan aniaya, dibebaskannya Al-Aqsa.

Bila keluarga mukmin mengetuk pintu-pintu langit pada malam kemuliaan Lailatulqadar dengan penuh kepasrahan dan tawakal maksimal, insyaa Allah kebaikan dan keberkahan yang besar akan segera menemui umat Islam ini. Ditambah amal ibadah yang lain pada malam itu (dari Maghrib sampai Subuh) seperti memberi makan untuk orang yang berbuka dan sahur, sedekah kepada anak yatim, yatim piatu atau fakir miskin, mengeluarkan zakat saat malam Lailatul Qadar. Pun tak lupa kita mengkaji Islam, dakwah dan mendengarkan ceramah-ceramah Agama Islam.

Mari prioritaskan diri kita di bulan suci ramadhan kali ini dengan ibadah dan amal shalih. Dan juga  memohon ampun dengan ikhlas dan ridho, juga bersungguh – sungguh, serta bertobat dari hati yang terdalam, In Syaa Allah pasti mendapatkan ampunan dari-Nya. Semoga perpisahan dengan bulan ramadhan nanti bukanlah perpisahan untuk selamanya dan juga bukan pertemuan terakhir. Semoga kita dapat kembali untuk bertemu dengan bulan suci ramadhan mendatang dalam keadaan penuh harapan dan kesejahteraan.

 

Penulis: Ayu Arindi

Prodi Manajemen Dakwah – IAIN Pontianak