PLN Proyeksikan Emisi Gas Rumah Kaca Mencapai 1 Miliar Ton CO2 per Tahun pada 2060

Jakarta, BeritaBorneo.idPT PLN (Persero) meramalkan potensi emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor ketenagalistrikan mencapai 1 miliar metrik ton CO2 per tahun pada tahun 2060, jika tidak dilakukan upaya pengurangan emisi. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa saat ini emisi GRK dari sektor ketenagalistrikan telah mencapai 290 juta metrik ton CO2 per tahun. Tanpa intervensi yang signifikan, proyeksi tersebut dapat melonjak menjadi 1 miliar metrik ton CO2 per tahun pada tahun 2060.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Darmawan menjelaskan bahwa pemerintah telah menetapkan target Net Zero Emission untuk kelistrikan pada tahun 2060. PLN telah merespons proyeksi emisi yang tinggi dengan mengimplementasikan berbagai strategi, termasuk pembatalan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan total kapasitas 13,3 gigawatt (GW).

Pembatalan proyek PLTU batu bara diharapkan dapat mengurangi sekitar 1,8 miliar ton emisi CO2 selama 25 tahun ke depan, dengan fase perencanaan 1 GW PLTU memiliki emisi sekitar 5-6,5 juta metrik ton CO2 per tahun. PLN juga berhasil membatalkan proyek PLTU sebesar 1,3 GW yang telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA), menurunkan emisi GRK sekitar 180 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

Dalam perencanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN telah menggantikan 1,1 GW PLTU dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi sebesar 300 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

Darmawan juga menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang merilis RUPTL berbasis hijau, dengan 51,6 persen penambahan kapasitas didasarkan pada EBT, menjadikan langkah ini sebagai tonggak bersejarah bagi PLN.

Upaya-upaya ini sejalan dengan komitmen PLN untuk berkontribusi pada target global pengurangan emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan, menciptakan jalan menuju sistem ketenagalistrikan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

(***)