Pontianak, Beritaborneo.id – Ketua umum HMI cabang Pontianak Menyampaikan tentang kegiatan INDRA, bahwa kedepan nya harus lebih peka dan produktif membahas isu yang ada, dan saya berharap INDRA dapat membahas isu-isu daerah lainnya serta dapat menjadi solusi dan masukan bagi pemerintah kota, masukan dan solusi ini akan terus dikawal toleh HMI cabang pontianak.
Pada kegiatan tersebut, dikordinatori oleh bidang PPD HMI Cabang Pontianak mengudang 3 narasumber yang sangat berkompeten sesuai kemampuan dan bidang Mereka bicara tentang Banjir. Adapun 3 itu ada dari BMKG, BWS Kalimantan 1 Pontianak dan Akademisi/Dosen Teknik.
Menurut Sutikno. S.P mengatakan bahwa untuk cuaca di kota Pontianak Bahwa Frekuensi terjadi Curah Hujan harian sampai >100 mm hari semakin banyak setiap tahunya. Nilai curah hujan maksimum harian juga mengalami peningkatan dan water level di kota Pontianak tertinggi itu pada bulan Januari di tanggal 13 yaitu sekitar 278 cm maka masyarakat kota Pontianak harus tetap waspada terhadap terjadinya banjir bandang di kota Pontianak, bahkan dia mengatakan jangan sampai gelombang yang dari pulau Jawa lari ke kota Pontianak.
Dwi agus kuncoro sebagai ketua BWS kalimantan 1 menuturkan bahwa fakta kota pontianak itu terletak pada posisi geografis dengan ketinggian 0,8-1,5 meter di atas permukaan laut sehingga sebagian besar mudah terendam banjir pada saat musim penghujan dan pasang surut air laut, dan juga topografi pontianak terletak di delta Sungai Kapuas dengan kontur relatif datar.
Beliau menambahkan ada beberapa faktor yang menyebabkan kota pontianak itu banjir yaitu sistem drainase yg buruk, perkembangan wilayah kota sehingga mengurangi daerah resapan air, timbunan sampah di sungai, curah hujan tinggi dan pasang surut air laut.
Dari akademisi yang dihadiri oleh Umar sebagai dosen Fakuktas Teknik Universitas Tanjungpura pontianak menyampaiakan solusi dengan pertimbangan realistis dan tidak memungkinkan sebagai pertimbangan.
“Solusi yang realistis untuk kota pontianak adalah Normalisasi sungai dan parit di sebagian besar wilayah pontianak, juga harus adanya ruang terbuka hijau untuk mempercepat penyerapan genangan air,
Interkoneksi saluran air di wilayah kota pontianak dengan kuburaya demi membagi beban drainase,” Katanya.
Umar menambahkan, jangan adanya sistem bottle neck dalam saluran parit(sistem leher botol) ini dirasa membuat penyempitan dalam aliran sungai, aliran sungai atau parit agak lebar lalu semisal di buat jembatan yang lebih kecil dari ukuran lebar sungai, ini tentunya membuat sampah menumpuk di jembatan tersebut
“Diharapkan dengan adanya diskusi bincang Isu Daerah ini pemerintah bisa menerima saran dan masukan dari hasil diskusi yang di lakukan oleh teman” Partispasi pembangunan daerah PPD HMI Cabang Pontianak untuk penanganan Banjir di kota Pontianak, karna sejatinya pemerintah focus pada eksekusi atau penanganan banjir saja, untuk gagasan atau strategi nya biarkan dari Mahasiswa , akademisi, dan pengamat karna mereka yang lebih tau tentang lapangan atau titik penyebab terjadinya banjir,” Fahmi Departemen PPD HMI cabang Pontianak.
“Kami dari HMI cabang Pontianak akan langsung melakukan aundesi kepada pemerintah terkait untuk menyerahkan hasil” kajian diskusi kami, agar pemerintah segera menindaklanjuti penanganan banjir di kota Pontianak, karna kita ingin maslaah di kota Pontianak satu persatu bisa terselesaikan dengan cara Kolaborasi antara pemerintah dan Mahasiswa,” tandasnya.
Red